PENERAPAN SIFAT QANAAH DALAM MENGENDALIKAN HAWA NAFSU DUNIAWI
DOI:
https://doi.org/10.36769/asy.v21i1.95Kata Kunci:
Penerapan Qona’ah, Pengendalian, Hawa Nafsu DuniawiAbstrak
Sesungguhnya Hawa nafsu merupakan salah satu faktor yang menghalagi seseorang dari beribadah kepada Allah SWT dan menjauhkannya dari ketaatan kepada-Nya, serta menjerumuskannya ke dalam kubangan dosa dan kenistaan. Seseorang harus melawan nafsunya dari hal-hal yang dapat mendatangkan murka Allah SWT. Maka dari itu manusia terbagi menjadi dua kelompok, pertama, manusia yang dikalahkan dan dikuasai oleh hawa nafsunya, Ia benar-benar tunduk dibawah perintah dan kendalinya dan yang kedua adalah manusia yang berhasil memenangkan pertarungan melawan hawa nafsunya, Ia mampu mengendalikanya, menundukkannya, dan hawa nafsu pun tunduk dibawah perintah dan kendalinya. Salah satu cara agar tidak menjadi kendali hawa nafsu duniawi adalah dengan penerapan sifat Qana’ah, yaitu orang yang merasa puas dengan apa yang telah ia miliki, dan menerima apapun anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepadanya, baik banyak ataupun sedikit, sehingga ketika sifat Qona’ah bisa diterapkan pada diri manusia niscaya hawa nafsu rakus, serakah dan perilaku tercela lainya akan dapat dihindari.
Referensi
Abdul Fatah, Kehidupan Manusia di Tengah-tengah Alam Materi, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1995),
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawwir Arab Indonesia Terlengkap,
Al Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al As Qalanni, Fathul Baari,
Amin Syukur, Sufi Healing : Terapi dengan Metode Tasawuf, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2012),
Assayid Bakri Al Maliki, Merambah Jalan Shufi Menuju Surga Ilahi, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, cet III, 2002),
As Sayyid Bakri Al Makki, Merambah Jalan Shufi : Jalan Menuju Surga, (Bandung : Al gensindo, 1995),
Dahlan Tamrin, Tasawuf Irfani: Tutup Nasut Buka Lahut (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur?an dan Terjemahannya,
Hamka,Tasawuf Modern, (Jakarta : Gema Insani, 2015),
Hamka, Tafsir Al Azhar, Jilid 5, (Jakarta : Gema Insani, 2015),
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Tazkiyatun Nafs: Konsep Penyucian Jiwa Menurut Para Salaf, terj. Imtihan Asy-Syafi’I, (Solo: Pustaka Arafah, 2004),
Kementerian Agama RI, Al Qur?an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), (Jakarta : Widya Cahaya, 2011),
Muhammad Fauki Hajjad, Tasawuf Islam dan Akhlak. terj. Kamran As?ad Irsyady danFakhrin Ghozali, (Jakarta: Amzah, 2011),
Muhammad Husain Fadhullah, Islam dan Logika Kekuatan, terj. Afif Muhammad dan H. Abdul Adhim, (Bandung: Anggota IKAPI, 1995),
Muhammad Rifa?i Subhi, Tasawuf Modern : Paradigma Alternatif Pendidikan Islam, (Pemalang : Alrif Manegement, 2012),
Muhammad Fu?ad Abdul Baqi, Al Lu?luu wal Marjan Fima Ittafaqa „Alaihi Asy Syaikhani Al Bukhari wa Muslim, terj. Arif Rahman Hakim, (Solo: Al Andalus, 2014),
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. (Jakarta:Lentera Hati, 2007).Vol. 6,
Sudarsono, Etika Islam : Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),